Posted by : ChristianYose
Thursday, April 23, 2015
MATERIAL BAHAN BANGUNAN
RAMAH LINGKUNGAN
Pemanfaatan
material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan
bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca,
teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi
sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada
bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material
ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Material
yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu
alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya
material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja,
seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar
bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada
tumbuh-tumbuhan.
Semen,
keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan
ramah lingkungan.
Untuk
kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan
material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan
kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai
berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu
dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan
dan aluminium.
Baja
ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari
bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih
kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih
ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang
dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen
jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang
(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan
praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi
transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama,
antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja,
tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik,
kayu).
Bahan
dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami
atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)
memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air
rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Kehalusan
permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar
bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang
baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu
meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah
meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya
menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti
aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.
Berikiut
adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):
·
GENTENG SEJUK
Genteng semen ijuk adalah
genteng beton yang dibuat dengan campuran pasir, semen dan ijuk
sebagai bahan pengisi.
Manfaat
·
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·
Menciptakan lapangan kerja
·
Digunakan sebagai penutup atap
Spesifikasi Teknis
Bahan
baku
|
:
|
semen
+ ijuk + pasir
|
Ukuran
|
:
|
38
x 23 1.2 cm
|
Berat
|
:
|
2.5
kg/bh
|
Beban
Lentur
|
:
|
80
kg/cm2
|
·
PANEL SERAT TEBU
Pengembangan bahan bangunan dari limbah tebu menjadi papan serat tebu
Manfaat
·
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·
Mengurangi pencemaran lingkungan
·
Menciptakan lapangan kerja
·
Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
Bahan
baku
|
:
|
ampas
tebu + semen
|
Ukuran
|
:
|
240
x 60 x 2.5 cm
|
Kuat
Lentur
|
:
|
40
– 50 kg/cm2
|
·
PANEL SEKAM PADI
Salah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi
menjadi Papan Sekam Padi
Manfaat
·
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·
Mengurangi pencernaran lingkungan
·
Menciptakan lapangan kerja
·
Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutral
Proses Pembuatan
Sekam
padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan
semen,dicetak dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi
atau maksimum 20%
·
SAWIT BLOCK
Pengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi Conblock.
Manfaat
·
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·
Mengurangi pencemaran lingkungan
·
Menciptakan lapangan kerja
·
Digunakan untuk dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
Komposisi
camp.
|
:
|
1
PC : 6 Agregat ( 20% Limbah + 80% Pasir)
|
Ukuran
|
:
|
8
x 20 x 40 cm
|
Kuat
Lentur
|
:
|
25
kg – 35 kg / cm2
|
·
Papercrate (kertas bekas
sebagai bahan dinding)
Kertas bekas yang dimaksud
disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur kasar seperti kertas Koran
atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi
menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai
material bahan bangunan.
SPESIFIKASI
KERTAS BEKAS (PAPERCRATE)
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya
KELEBIHAN
PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING
·
Mampu menyerap panas
·
Meredam suara / kebisingan
·
Tidak mengandung racun
·
Biaya produksi murah
·
Daya kering yang cepat
·
Penggunaan semen yang sedikit.
Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah Lingkungan
Bahannya elastis,
tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan ragam yang
banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis lantai
ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa
menjadi alternatif bahan untuk lantai rumah kita, lantai area komersial, bahkan
rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan dibersihkan. Untuk memasangnya
hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen, lalu diberi perekat khusus.
Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai yang ramah lingkungan.
Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum mudah diurai
kembali oleh tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang menjadi salah
satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang material ramah lingkungan
membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan para
desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini.
Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap
panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari plastik dan kain.
Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari
sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed oil, rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute . Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk
produk, yakni marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak alami,
artoleum yang menampilkan corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak
yang memiliki tekstur.
·
TEMPURUNG KELAPA
Salah
satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah
tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di
pasar-pasar tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar
digunakan sebagai bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa
pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih
bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui
rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin
bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarik
SPESIFIKASI
TEMPURUNG KELAPA
·
Mempunyai bentuk asli berupa serat – serat serabut
·
Cukup empuk dan hangat
·
Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya
·
Mampu menyerap panas
·
Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga
pada serat)
·
Tahan air