Arsiver

Thursday, July 9, 2015
Posted by ChristianYose
Tag :

Joglo Sebagai Bagian Arsitektur Tradisional Jawa



Arsitektur Vernakuler

Arsitektur Rumah Adat Toraja

Bayangkan bahwa rumah adat ini dibangun dengan konstruksi yang terbuat dari kayu tanpa menggunakan unsur logam sama sekali seperti paku. Anda akan lebih terkagum-kagum setelah mengetahui filosofi di balik rumah adat ini. Ada kepercayaan, kebanggaan, tradisi kuno, dan peradaban dari setiap detail rumah tongkonan yang dibangun masyarakat Toraja. Jadi tidak bisa sembarangan membangun rumah adat ini.

Inilah salah satu bentuk kearifan lokal yang mengagumkan dari sebuah rumah adat Nusantara. Tongkonan adalah rumah khas masyarakat Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Hingga saat ini rumah unik tersebut bersama budaya Tana Toraja lainnya menjadi daya tarik wisata dan terus-menerus diminati pelancong.




 Hasil Tugas Kelompok.

Di semester 2 ini, kami mahasiswa arsitektur mendapat mata kuliah Arsitektur Vernakular, dimana mata kuliah ini membahas tentang berbagai arsitektur tradisional di Indonesia, salh satu contohnya rumah tradisional jawa tengah, rumah tradisional batak, rumah tradisional minang, dan lain sebagainya. Namun dalam tugas besar sebagai syarat ujian akhir semester, mahasiswa harus membuat laporan dari studi lapangan tentang rumah tradisional jawa, di dalam laporan tersebut termuat berbagai hal seperti filosofi rumahnya, tata ruang rumahnya, ragam hiasnya,dan lain - lain Berikut ini adalah resume laporan studi lapangan kelompok saya

 1. LOKASI 
Rumah joglo ini terletak di daerah Boja tepatnya di Dusun Pilang Desa Boja RT 04 RW 08, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Pemilik rumah tersebut bernama Mulia Ningsih. Beliau seorang pensiunan jasa tirta di Wonogiri yang dulunya menempuh studi pada jurusan arsitektur di salah satu universitas di kota Makasar yang kemudian melanjutkan studinya pada jurusan teknik sipil di Universitas Diponegoro Semarang.

 2. SEJARAH PENDIRIAN RUMAH 
Rumah ini mulai dibangun pada tahun 2013 dan siap huni pada tahun 2014, tepatnya pada bulan Desember tahun 2014 rumah ini ditempati. Berawal dari tanah kosong seluas ± 2200 m² pemilik rumah mendesain sendiri bangunan ini. Pada bagian depan, ruang tamu dengan menggunakan atap joglo yang semuanya terbuat dari kayu jati. Pemilik rumah mendapatkan bangunan joglo saat jalan-jalan ke Kota Pati dan beliau membeli rumah tersebut dari seorang nenek yang menjual rumahnya. Dan akhirnya rumah tersebut di susun kembali di lahan pemilik rumah yang baru dengan beberapa perubahan. Yang awalnya tanpa ukiran, pemilik rumah akhirnya menambahkan ukiran-ukiran pada kayunya. Rumah tersebut berdiri tidak hanya dari satu bangunan namun di kombinasi dari beberapa bangunan rumah joglo. Rumah yang paling utama dibuat untuk bagian pendopo di beli dengan harga berkisaran Rp 75 juta.

 3.KONTRUKSI RUMAH 
1. Kepala • Atap Pada bagian atap terdapat 2 model atap rumah yaitu joglo itu sendiri dan atap pelana. Penutup atap masih menggunakan genting tanah liat berwarna coklat tua. Oleh karena itu ada sambungan antara atap joglo dengan atap pelananya. Sambungan tersebut berupa talang kuno dari seng yang kekuatannya dalam menahan air masih di ragukan. • Tumpang Sari Pada rumah ini terdapat sepasang tumpang sari dengan 5 tingkatan. 
 2. Badan • Dinding Dinding yang menutupi rumah terbuat dari kayu jati asli, yaitu dinding pada bagian pendapa. Sementara itu dinding pada area ruang sentong kanan dan sentong kiri sudah ada perubahan, yaitu menggunakan susunan batu bata modern yang susunannya sangat unik berbeda dengan rumah pada umumnya. • Tiang (soko) Tiang atau kolom yang dalam bahasa jawa biasa disebut kolom terbuat dari kayu jati asli pada bagian pendopo, sedangkan tiang yang digunakan pada ruang untuk aktivitas servis dan ruang privat menggunakan tiang atau kolom beton karena alasan kekuatan dan awet. • Pintu Pintu depan menggunakan pintu kupu tarung sedangkan untuk pintu kanan kiri menggunakan pintu gebyog geser dengan perpaduan kaca dan ukurannya lebih tinggi dan lebih lebar dari biasanya. Di rumah ini kunci pintu masih menggunakan model lama yaitu dengan kayu. • Jendela Pada rumah ini dalam bagian gebyog tidak terdapat jendela namun terdapat panel kayu yang berbentuk jendela. Sedangkan bagian kanan kiri terdapat jendela kaca dengan kusen kayu. 3. Kaki • Pondasi Menurut narasumber,bagian kaki atau pondasi rumah ini dalam pembangunan menggunakan pondasi lajur. 

 4. TATA RUANG
 Dalam bangunan ini untuk tata ruang rumah sendiri sudah mengalami sedikit perubahan. Untuk pendopo masih digunakan untuk menerima tamu dan juga berfungsi sebagai ruang keluarga. Selain itu pada rumah tersebut tidak menyediakan pringgitan yang berguna untuk lorong penghubung antara pendapa dengan omah njero atau biasa digunakan untuk tempat pertunjukan wayang kulit/kesenian/publik. Tetapi ada yang menarik dari tata ruangnya yaitu terdapat sebuah lorong yang dihias oleh accesoris pemilik rumah yang didapatkan dari kunjungan ke luar negeri. Lorong tersebut digunakan untuk penghubung antara pendapa dengan area sentong. Sedangkan bagian sentong kanan dan sentong kiri berfungsi sebagai ruang tidur. Setelah area sentong kita dapat menumpai dapur, kamar mandi, dan ruang cuci. 

5. RAGAM HIAS 
Fungsi hiasan pada suatu bangunan adalah untuk memberi keindahan, yang diharapkan dapat memberi ketentraman dan kesejukan bagi yang menempatinya. Pada orang Jawa, hiasan rumah tersebut banyak diilhami oleh flora, fauna, dan alam. Di dalam rumah joglo yang sudah di observasi terdapat banyak ornamen – ornamen ragam hias rumah joglo. Namun ada sedikit perbedaan karena faktor dari selera atau kesenangan pemilik rumah.
     
6. KESIMPULAN 
Dari hasil observasi, dalam laporan ini dapat kami simpulkan bahwa rumah joglo yang kami observasi telah mengalami beberapa perubahan dari rumah joglo asli atau rumah joglo yang sudah dipatenkan bentuk, susunan ruang dan ragam hiasnya. Perubahan – perubahan tersebut terjadi karena beberapa faktor yaitu lingkungan sekitar, peralihan fungsi, material yang digunakan, kebutuhan pemilik dan faktor selera pemilik.Misalnya perubahan pada ornamen ukiran rumah. Ibu Mulia Ningsih mendesain rumahnya dengan ukiran yang sederhana dan lebih dekat dengan alam (ukiran bunga dan daun). Pada tata letak ruang, pringgitan yang sudah tidak ada menunjukkan peralihan fungsi. Ibu Mulia Ningsih menggunakan pendapanya untuk menerima tamu, sentong kanan dan kiri digunakan untuk ruang tidur dan bagian belakang (gandog) digunakan untuk dapur, kamar mandi, tempat mencuci, dan gudang. Hal tersebut masih sesuai dengan fungsi aslinya, tetapi material yang digunakan sudah berubah. Material atau bahan bangunan rumah sudah ada perubahan pada bagian sentong dan gandog sedangkan pendapa dan atap rumah masih menggunakan kayu jati. Pergantian material dikarenakan berbagai hal. Pertama, dari segi ekonomi bahan material kayu jati yang semakin mahal dan langka. Kedua, dari segi keawetan penggunaan material lama (kayu) itu kurang awet karena sifat kayu yang tidak tahan air, hama, dan mudah lapuk. Maka dari itu disini Ibu Mulia Ningsih mengganti beberapa material tetapi tetap mempertahankan bentuk, susunan ruang, ragam hiasnya, agar rumah-rumah tradisional terutama jawa (joglo) tetap lestari. Karena rumah-rumah tradisional tersebut merupakan asset bangsa yang wajib dipertahankan karena dari sinilah rumah-rumah modern tersebut dapat dibuat.

Komputer GRAFIS

Posted by ChristianYose
Tag :

KOMPUTER GRAFIS

komputer grafis, Mata kuliah pada semsester 2 ini
mahasiswa arsitektur diwajibkan untuk mengenal berbagai tool dalam AutoCAD
yaitu kita sudah diajarkan membuat denah dengan menggunakan Autocad
 LIHAT HASIL




Kontruksi dual lantai

Footplate tambahan pada pondasi
Jenis fondasi yang sering digunakan oleh sebagian orang terutama gedung lantai dua adalah jenis fondasi telapak atau dikenal juga dengan nama foot plate. Jenis konstruksi ini lazimnya menggunakan beton bertulang dengan ukuran dan detail penulangan tertentu. Sesuai dengan analisa teknis fondasi tersebut harus mampu berfungsi sesuai dengan peruntukanya. Sudah barang tentu dalam merencanakanya bukanlah hal yang mudah.





Sambungan Kuda - Kuda bentang 9 M
Kuda - kuda pada SKSB 2 




Detail Septictank

Septic Tank
Septictank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (water closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata dan diatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan diberi pipa hawa T dengan diameter ø1 ½ “, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam septictank sehingga bakteri - bakteri menjadi subur.






Mind Map

KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR
Kurang lebih itulah bentuk dari mind mapnya
   Mengambil konsep "Green Arch" yang menjadi konsep saya  bukan Green ARCHITECTURE
perbedaan yang saya lihat dari kedua konsep tersebut ialah :

Green ARCHITECTURE :
Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan

Green ARch
Lebih menekankan pada Landscapenya, yang artinya lebih pada penghawaan alam dengan kata lain suasana
Naturalistic dengan dibubuhi keindahan landscape dan estetikannya



Dengan konsep simpel ini maka estetika dari Green landscape akan mendominasi 
dari perancangan yang akan buat, maka kesan Naturalisctic dari perancangan anda akan tercapai

Salah satu referensi saya :

Green For The Blue Planet
S
alah satu teknologi lingkungan yang ‘baru’ dan ikut berperan dalam mempengaruhi Bentung rancang bangun dan sekaligus mempengaruhi kualitas lingkungan hidup adalah konsep”GREEN ROOF”
Apakah konsep ini merupakan hal yang baru ? karena istilah ‘Green Roof” kadang kalah pamor dengan istilah “Roof Garden” dan kadang juga seringkali disalah artikan dengan istilah “Vertical Landscape”

“Green Roof” merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri dari media pertumbuhan/tanah dan media Tanaman diatas sebuah bangunan .
berbeda dengan istilah ”Cool Roof” yang berarti lapisan material yang membalikan atu merefleksikan energi cahaya matahari daripada mengabsorsinya atau kita juga mengenal istilah ‘Bituminous Roof”.yang merupakan cara tradisional melapisi lapisan atap dengan bahan seperti aspalt atau tar.



Tahapan Perancangan

Friday, May 15, 2015
Posted by ChristianYose
MIND MAP KONSEP



ZONING DALAM ARSITEKTUR
Pada diskusi dalam menentukan konsep orientasi bangunan (massa), perancang mencoba memutuskan peletakan dan posisi blok massa atau bangunan terhadap lahan perancangan.
Dimulai dengan mengkaji lahan perancangan yang memiliki batas – batas lahan yaitu :
- Utara             : Dinding hunian lain
- Selatan          : Jalan akses penduduk sekitar 
- Barat             : Dinding Hunian Lain di sebelahnya
- Timur            : Dinding hunian lain, dan Jalan akses penduduk yang lebih kecil dari Jl. Rembang
Fungsi bangunan dan jalan disekitarnya kemudian dijadian bahan pertimbangan untuk menentukan arah hadap dan pola peruntukan lahan perancangan tersebut. Disinilah perancang membuat Zoning atau pemintakatan untuk area-area di dalam lahan perancangan.


Zoning terbagi menjadi 3 area :
1.            Privat              : dipilih area yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan lingkungan sekitar. Maka dipilih area ini adalah area yang jauh dari jalan umum/penduduk.
2.            Semi Privat    : dipilih area yang memiliki kebisingan dan lalulintas kegiatan sedang. Perancang memilih area ini berada di tengah-tengah lahan perancangan.
3.            Publik             : dipilih area yang paling dekat dengan kebisingan jalan dan kepadatan lalulintas kegiatan sekitar. Maka yang dipilih adalah area yang paling dekat dengan jalan.
Penentuan zona-zona di atas adalah tahap penting dalam memulai perancangan blok massa / bangunan. Karena dengan mendefinisikan gambar-gambar zoning, kami dapat menentukan fungsi arsitektur apa yang hendak ditempatkan di atas lahan perancangan serta dimana persisnya kami menempatkan setiap fungsi tersebut.



Fungsi arsitektur yang ditempatkan pada tiap area zoning
Sistem pensoningan seperti ini hanya cocok untuk bangunan sederhana seperti rumah tinggal atau rumah profesi jika bangunan yang lebih komleks akan beda tata pensoningannya



DESAIN DENAH
Agar dapat berfungsi dengan baik terdapat syarat-sayarat yang harus dipenuhi dan tertuang dalam denah rumah yaitu

  • Arah hadap rumah dan lokasi jalan raya.
  • Ukuran tanah meliputi panjang dan lebar tanah atau keterangan ukuran bidang lain jika kondisi tanah berbentuk tidak beraturan.
  • Bentuk da nama masing-masing ruangan.
  • Ukuran ruangan dan bentuk-bentuk arsitektur yang diharapkan ada pada denah rumah.
  • Dinding penyekat ruangan.
  • Lokasi pintu dan jendela.
  • Gambar perletakan furniture untuk memudahkan dalam melihat ruangan apa yang dimaksud, untuk yang ini tidak wajib karena bisa diwakili dengan pemerian keterangan nama ruangan.
  • Elevasi atau ketinggian lantai di setiap ruangan.
  • Untuk kemar mandi dan toilet perlu diberikan tata letak toilet dan kamar mandi.
  • Letak kolom praktis dan ukuranya jika rumah menggunakan struktur beton bertulang.
  • dan keeterangan lain yang diperlukan dan diharapkan untuk memperjelas gambar denah rumah.








Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertianPembangunan     Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

        Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan.   

 Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan. Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita.

PENGELOLAAN AIR


Dalam perencanaan sebuah bangunan, seorang arsitek selalu dihadapkan pada masalah pengolahan air. Air hujan adalah salah satu yang perlu manajemen yang baik supaya tidak mengganggu kenyamanan hidup kita. Air hujan jamaknya dialirkan melalui saluran-saluran (vertikal maupun horizontal) yang ada di dalam lahan sebelum diteruskan ke sistem drainase kota. Pengaliran dengan mengandalkan sistem drainae kota ini terbukti sudah tidak efektif dalam mengelola air hujan.

Banjir besar di Jakarta tahun 2002 dan 2007 adalah bukti betapa lemahnya sistem drainase kota menghadapi air hujan. Terlepas dari tingginya curah hujan, sistem drainae kebanyakan kota di Indonesia memang sudah tidak memadai karena semrawutnya tata ruang. Selain itu, kebiasaan hidup masyarakat membuang sampah ke sungai dan tinggal di bantaran kali juga menyebabkan kurang berartinya sistem drainase dalam menghadapi limpahan air hujan.

Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah menggunakan lubang resapan biopori ditemukan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc, seorang Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB). Resapan biopori meningkatkan daya resapan air hujan dengan memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman.Lubang resapan biopori adalah lubang silindris berdiameter 10-30 cm yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm. Dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, lubang biopori dibuat tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.





Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktifitas fauna tanah atau akar tanaman. Kehadiran terowongan/lubang-lubang biopori kecil tersebut secara langsung akan menambah bidang resapan air. Sebagai contoh, bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dengan kedalaman 100 cm, maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm² atau hampir 1/3 m².






Desain rumah yang green architecture bisa diterapkan dirumah kita. Sebagai sebuah kesatuan antara arsitektur bangunan rumah dan taman tentu harus selaras. Untuk mendekatkan diri dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar. Ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke taman samping, atau kamar mandi semi terbuka di taman samping. Sebaliknya, fungsi ruang keluar menerus ke dalam ruang. Ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual. Rumah dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan, tapi kokoh dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan.

Arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. Keterbukaan ruang-ruang dalam rumah yang mengalir dinamis. Ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.

Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan. Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void) berguna menjaga kestabilan suhu udara di dalam tetap segar dan sejuk. Pintu dan jendela kaca selebar mungkin dan memakai tembok dan kusen seminim mungkin menjadikan ruang terasa lega. Pintu dan jendela bisa dibuka selebar-lebarnya. Lantai teras dan ruang dalam dibuat dari material sama dan menerus rata (tidak ada beda ketinggian lantai) membuat kesatuan ruang terasa luas dan menyatu dengan ruang luar di depannya.






Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut:Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)

Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
1.   Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
2.   Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3.   Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
4.   Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5.   Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6.   Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
7.   Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)

Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
1.   Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2.   Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3.   Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
4.   Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1.   Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
2.   Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
3.   Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)

Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)

Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic

Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

Biografi Tadao Ando

Friday, May 8, 2015
Posted by ChristianYose


            Tadao Ando adalah seorang arsitek Jepang, lahir pada tanggal 13 september 1941 di distrik Minato, osaka sebagai putra kembar. dibesarkan kakek dan nenek dari pihak ibu di distrik asahi, nama keluarga ando diperolehnya dari keluarga ibunya. adik kembarnya bernama takao kitayama, memiliki perusahaan konsultan dan desain, kitayama & company di tokyo. arsitek kōjirō kitayama yang berkolaborasi dengan peter eisenman adalah adik bungsunya. great ando adalah nama ringnya sewaktu menjadi petinju profesional. uang hadiah bertinju dipakainya untuk mengembara ke amerika, eropa, afrika, dan asia.
           Pada umur 10 sampai 17 tahun, tadao ando bekerja pada tukang kayu. cara belajarnya sangat tak lazim, “saya bukan siswa yang baik. saya lebih suka belajar sendiri di luar kelas. ketika saya berumur sekitar 18, saya mulai mendatangi kuil, tempat suci dan tempat minum teh di kyoto dan nara; ada banyak arsitektur tradisional yang luar biasa di sana. saya mempelajari arsitektur dengan melihat bangunan yang ada dan membaca buku tentangnya.” ketertarikannya pada arsitektur pertama kali tumbuh saat pada umur 15 ando membeli buku yang berisi sketsa-sketsa le corbusier. “saya men-trace gambar tersebut berkali-kali, sampai seluruh halaman jadi hitam,” kata tadao ando, “saya seringkali heran, dari mana le corbusier mendapatkan ide.”
Tadao Ando mengunjungi amerika serikat, eropa dan afrika antara tahun 1962 sampai 1969. pada masa-masa itulah ando mulai membentuk gagasan arsitekturnya sendiri, sebelum mendirikan tadao ando architectural & associates di osaka pada tahun 1969. kantornya banyak menerima pesanan bangunan rumah tinggal. karya-karya awalnya termasuk kebun mawar di distrik ikuta, kobe (1977) dikerjakan bersama yasuhiro hamano dari tim hamano. penghargaan institut arsitek jepang diterimanya untuk desain rumah tinggal sederhana di osaka, sumiyoshi no nagaya (azuma house) pada tahun 1979. sejak itu pula, ando mengembangkan gaya arsitektur berupa bentuk-bentuk geometris dari beton ekspose tanpa finishing.
Kesan pertama dari gaya arsitektur tadao ando adalah materiality. dindingnya yang besar dan dominan, membentuk suatu batas. kesan kedua adalah tactility. dindingnya yang keras itu terkesan lembut dan hening. kesan ketiga adalah emptiness, karena orang hanya disuguhi cahaya di karya-karyanya. hal lain yang mempengaruhi karya dan perbendaharaan bentuk arsitekturnya adalah pantheon di roma dan “enso”. enso adalah lingkaran misterius yang digambar oleh zen-budha, menyimbolkan kekosongan, kesepian, kesatuan, dan momen pencerahan. lingkaran ini, juga bentuk geometri yang kaku, adalah bentuk dasar arsitektur ando. “saya pikir, arsitektur menjadi menarik ketika dia mempunyai dua karakter, sederhana sekaligus rumit.”
Salah satu karya ando adalah row house di sumiyoshi, osaka tahun 1975. bangunan ini adalah blok bangunan sederhana yang diselipkan di sebuah lorong sempit row house yang sudah ada. rumah ini langsung bisa dikenali karena fasad betonnya yang telanjang, hanya ditandai oleh adanya pintu masuk. koshino house adalah karya ando yang lain, diselesaikan dalam dua tahap (1980-81 dan 1983-84). di sini, gaya arsitektur ando lebih terlihat. terutama permainannya dengan cahaya.
Tadao Ando memperoleh banyak penghargaan arsitektur, seperti carlsberg prize (1992), pritzker prize (1995), praemium imperiale (1996), dan gold medal of royal institute of british architects (1997). sejak tahun 1997, ando menjadi dosen di fakultas teknik universitas tokyo, dan setelah pensiun mendapat gelar profesor emeritus (2003), serta gelar tokubetsu eiyo kyōju (profesor kehormatan luar biasa universitas tokyo) pada tahun 2005. sekarang, tadao ando adalah salah satu arsitek, legenda hidup, yang sangat dihormati dan mempengaruhi banyak arsitek lainnya.

sumber : https://archpanino.wordpress.com/2013/03/18/biografi-tadao-ando/
Welcome to My Blog

Sahabat

Sahabat
rihants com kuning

visitor

- Copyright © Joseptha Christian -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -